Hello ketemu lagi dengan mimin yang selalu mem-posting laporan buat mahasiswa keche haha.. ini dia mimin posting laporan dari jurusan seberang,cekidot....
TUJUAN
1. Mengetahui kecepatan reaksi enzim nitrat reduktase pada
tanaman budidaya dan tanaman non budidaya
2. Mengetahui titik akromatik enzim amilase dari kecambah jagung dan kecambah
kacang hijau.
3. Mengetahui pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim.
3. Mengetahui pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim.
Enzim adalah senyawa probiotik yang dapat mempercepat atau
mengkatalis reaksi kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga
kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan ukuran keaktifan enzim(Gaman
dan Sherington, 1992). Karena enzim adalah protein, maka enzim dalam pakan
rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan atau sesuatu yang dapat
mengubah struktur enzim (Yangel, 2004).
Ciri – Ciri Enzim
- Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh
sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi dalam
jaringan.(Montgomery, 1993).
- Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein
yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH
- Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat
mempengaruhi reaks tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat
yang terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat. Substrat adalah zat yang
bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak,
maka macam enzim pun banyak
- Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang
kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul
enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak. (bohinsky,
1973)
- Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena
merupakan suatu protein . Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi
jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
- Tidak Ikut Bereaksi : Enzim mampu
meningkatkan reaksi kimia tetap tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya
serta tidak mengubah oleh reaksi yang dikatalisnya serta tidak mengubah
kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. pH dan temperatur mempengaruhi
aktivitas enzim (Toha, 1993).
- Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya
dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
- Kerja Enzim Dipengaruhi Faktor Lingkungan :
Struktur Enzim.
Enzim merupakan protein yang
tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari
substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang
berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active
side)
Bagian
protein dari enzim disebut apo-enzim, sedangkan enzim keseluruhannya disebut
haloenzim.
Bagian
protein ( tak aktif
) + non-protein =
haloenzim ( aktif )
(
apoenzim) (
gugus protestik )
Jika tidak ada
enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan
terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.Reaksi-reaksi enzimatik
dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan
terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang
digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain.
Amilase adalah enzim hidrolitik yang menghidrolisis polimer
glukose yang mengandung ikatan α(1à4).
Amilum dan glikogen adalah polimer khas semacam ini. Polimer glukose yang
mengandung ikatan β(1à4)
glikosidik seperti sellulose adalah bukan substrat amilase tidak memenuhi
persyaratan stereospesifik dari amilase. Produk pencernaan amilase dari dan
glikogen bervariasi menurut sifat ekstrak substrat namun pembentukan beberapa
gula pereduksi merupakan kegiatan khas amilase. Amilase ludah mengandung ikatan
β(1à4) glikosidik (Soedarmo,
1989).
Pada Enzim amilase dapat memecah ikatan pada
amilum hingga terbentuk maltosa.Ada tiga macam enzim amilase, yaitu α amilase,
β amilase dan γ amilase. Yang terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas adalah
α amilase (dheeran, 2009).
Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo
amilase sebab enzim ini bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum
(Poedjiadi, 1994).
PEMBAHASAN
Klasifikasi enzim:
a)
Golongan I
Oksidoreduktase
Enzim yang ternasuk dalam golongan ini
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase.
b)
Golongan II
Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini
bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa
kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang termasuk golongan ini adalah
meeetiltransferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase,
asiltransferase dan aminotrandferase atau disebut juga transminase (Anna
Poedjiadi, 1994).
c)
Golongan III
Hidrolase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada
reaksi hidrolisis. Beberapa enzim dalam kelompok ini ialah esterase, lipase,
pofatase, amylase, aminopepetidase, karboksipeptidase, pepsin, tripsin,
kimotripsin.
d)
Golongan IV
Liase
Enzim yang termasuk golongan ini
mempunyai peranan penting dalam reaksi pemindahan suatu gugus dari satu
substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan ini
natara lain dekarboksilase, aldolase, hidratase.
e)
Golongan V
Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini
bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler, misalnya rekasi perubahan glukosa
menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi
senyawa trans dan lain-lain. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara
lain ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat isomerase.
f)
Golongan VI
Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini
bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim
tersebut juga dinamakan sintesa. Ikatan yang terbentuk anatara penggabungan
tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. contoh enzim golongan ini antara
lain glutamine sintetase dan piruvat karboksilase.
Titik akromatis adalah titik dimana sudah
tidak terjadi perubahan warna lagi. Titik akromatis bisa diartikan
sebagai titik dimana terjadi perubahan kimia dari polisakarida menjadi
monosakarida. (Michael J. Pelczar.2006)
Bohinsky, r.c., 1973. Modern concepts in biochemistry, 3
edition. Allyn and bacon, inc, London.
Dheeran, P., Kumar, S., Jaiswal
JY., Adhikari, DK. 2009. Characterization of hyperthermostable α‐amylase. from
Geobacillus sp. IIPTN. Appl Microbiol Biotechnol
Gaman, P.M. dan Sherington. 1992. Ilmu Pangan. PAU Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Motgomery, A. 1993. Bertanam Kacang Kedelai. Penebar
Swadaya, Jakarta
Poedjiadi, Anna
dan Supriyatin, Titin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Toha, M.R.H. 1993. Legumes : Chemistry, Technology, and
Human Nutrition. Marcel Dekker, Inc., New York.
Yangel, O. 2004. Food Legume. Tropical Product Institut,
Lodon.
Soedarmo, D. 1989. Biokimia Umum. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar