Serat Centhini menceritakan
perjalanan hidup Syaikh Among Raga, salah seorang keturunan Sunan Giri
yang melarikan diri setelah Keraton Giri diserang dan diduduki oleh
tentara Sultan Agung yang dibantu Pangeran Pekik dari Surabaya. Syaikh
Among Raga bersembunyi dan tinggal di satu pesantren ke pesantren lain
sebagai santri kelana. Di situlah Syaikh Among Raga banyak mendapatkan pengajaran agama Islam, khususnya tentang kitab-kitab klasik (kitab kuning). Serat Centhini
menyebutkan tidak kurang dari 20 nama kitab klasik, yang hingga kini
mayoritasnya masih dikenal dan dipakai sebagai pegangan di pesantren.
Isyarat Alam dalam Serat Centhini
Posted on 20 November 2009 by Jayeng Resmi
Centhini
adalah nama kumpulan serat-serat atau yang ditulis oleh sebuah tim,
atas perintah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara III.
Penulisan kitab Centhini dimulai pada hari Sabtu Pahing 26 Sura 1742
Tahun Jawa atau 1814 Tahun Masehi. Apa saja isi serat tersebut?
Tim yang ditugaskan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara III, diantaranya Raden Ngabehi Yasadipura II (Raden Tumenggung Sastranagara, red), abdidalem bupati pujangga kadipaten, Raden Ngabehi Sastradipura, abdidalem Kliwon carik kadipaten, dan Pangeran Jungut Mandurareja, pradikan krajan Wangga, Klaten Surakarta.
by : http://seratcenthini.wordpress.com/
Tim yang ditugaskan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara III, diantaranya Raden Ngabehi Yasadipura II (Raden Tumenggung Sastranagara, red), abdidalem bupati pujangga kadipaten, Raden Ngabehi Sastradipura, abdidalem Kliwon carik kadipaten, dan Pangeran Jungut Mandurareja, pradikan krajan Wangga, Klaten Surakarta.
by : http://seratcenthini.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar